Hipnoterapi Herumindset Palm88
Mengatasi Kecanduan Game
Banyak pihak yang pro-kontra terhadap keputusan WHO (World Healt Organization / organisasi kesehatan dunia) yang memasukan kecanduan bermain game kedalam salah satu jenis gangguan mental. Gangguan mental merupakan berbagai kondisi yang mempengaruhi suasana hati, cara berpikir dan memandang suatu realitas, dan cara berperilaku yang mengarah kepada hal-hal negatif baik merugikan diri sendiri atau orang lain.
Mengapa Kecanduan Game Dimasukan Kedalam Gangguan Mental?
Bila melihat pengertian dari gangguan mental berarti bahwa suasana hati, cara berpikir, dan berperilaku penderitanya terpengaruh kearah yang negatif, agaknya ini memasukan kecanduan game kedalam gangguan mental memang tepat. Sering terjadi kasus-kasus kematian akibat kecanduan game seperti kasus-kasus yang diberitakan pada situs berita yang ada di internet.
Bukan hanya mempengaruhi pecandunya untuk terus bermain game walaupun membawa kepada kematian, kecanduan juga mampu mendorong penderitanya terhadap tindakan kriminal. Pada tahun 2017 Newcoo, lembaga riset pemasaran asal Amsterdam, Belanda, mengeluarkan data bahwa di Indonesia terdapat 43,7 juta gamer yang rela mengeluarkan uang hingga US$ 880 juta atau Rp. 12.796,975 miliar. Dari angka tersebut, diperkirakan 2,7 juta diantaarnya merupakan penderita gaming disorder, kecanduan game.
Layaknya candu, game juga mendorong pecandunya untuk kembali memainkanya lagi dan lagi, termasuk mengeluarkan uang yang banyak. Bila tidak ada uang, maka jalan pintas menjadi pilihan cepat tanpa didampingi pertimbangan rasional tentang dampak dan konsekuensinya. Kecanduan game dapat mematikan rasionalitas dan mengarahkan kepada cara berfikir serta berperilaku yang mengarah pada hal negatif.
Realita Kriminalitas Akibat Game Online
Kecanduan game mampu mendorong munculnya perilaku kriminalitas bukan hanya pendapat dan teori belaka. Kasus kriminalitas yang didasari karena kecanduan game memang pernah terjadi seperti beberapa kasus berikut ini:
- Agustus 2018, seorang remaja berusia 16 tahun dan temnya di Karimun mencuri peralatan sembahyang di 20 kelenteng untuk bermain game online di warnet.
- April 2017, sekelompok remaja mengeroyok tuna wisma karena berebut kursi warnet untuk bermain “League of Legends”. Tuna wisma yang merasa terancam mengeluarkan palu dan menghantamkanya kepada salah satu remaja yang mengeroyoknya hingga tewas.
- Februari 2017, seorang remaja tewas setelah streaming game online selama 22 jam tanpa henti.
- April 2016, seorang anak nekat menghabiskan 40 juta uang orang tuanya secara diam-diam hanya untuk membayar warnet dan membeli video game.
- Pada tahun 2013, seorang remaja di Yogyakarta mencuri motor hanya demi uang untuk permainan game online di warnet.
Bila anda mencari berita-berita serupa di internet, anda akan menemukan lebih banyak kasus lagi. Sebegitu parahnya dampak dari kecanduan game yang mendorong perilaku menyimpang yang tidak hanya merugikan orang lain, tapi merugikan pecandu game itu sendiri serta masa depan mereka.
Cara Mengatasi Kecanduan Game
Bila kecanduan game sudah dalam tingkatan yang parah, dimana penderitanya menjadi suka berbohong atau bahkan mencuri dan tidak mementingkan kehidupan nyatanya lagi, maka lebih baik anda membawa anak/kerabat anda tersebut kepada ahlinya. Segala masukan yang anda berikan akan cenderung ditolak dengan bantahan irasional mereka karena gaming disorder yang mereka alami telah merubah cara berpikir mereka dan mematikan rasionalitas mereka.
Jangan skeptis dan memandang bahwa berkonsultasi dengan ahli jiwa berarti bahwa pasien telah menjadi gila yang biasa kita temukan dijalanan. Permasalahan kejiwaan ringan yang tidak bisa dihandle secara personal juga perlu di tangani oleh ahlinya agar tidak menjadi lebih parah lagi. Anda bisa meminta bantuan hipnoterapis seperti https://herumindset.com/ untuk mengatasi kecanduan bermain game anak/kerabat anda, segera akses atau menghubungi http://herumindset.com/contact/ untuk melakukan berbagai konsultasi lebih lanjut.