Mengenal Terapi Psikologi Untuk Keluarga

Demi rumah tangga yang baik, suami istri dan anak harusnya rela menekan ego masing-masing. Lewat cara seperti ini, benih perselisihan bisa dihindari.

Depresi merupakan efek buruk dari situasi rumah tangga yang tak kondusif. Umumnya, akibat perselisihan yang tak terselesaikan dengan baik antar individu dalam keluarga.

Efeknya bisa makin parah jika terdapat anak kecil di rumah, sudah pasti mentalnya jadi terganggu.

Untuk menyelesaikan situasi yang rumit ini, peran terapis atau psikolog sangat diperlukan. Gunanya, menyatukan keluarga yang sempat terpecah karena konflik kepentingan.

Menilik situasi terkini, peran terapi psikologi untuk keluarga makin penting berkaitan dengan kesehatan mental. Logikanya, keluarga yang sehat akan membuat individu sehat. Stabilitas mental jadi kunci untuk membuat hidup bahagia demi meraih masa depan.

Paling tidak, dikenal beberapa jenis terapi psikologi untuk keluarga yang sering diterapkan para professional.

Terapi Psikologi Untuk Keluarga

Hipnoterapi

Terapi Psikologi Untuk Keluarga

1.      Structural therapy

Fokus utama dari terapi ini yaitu menyesuaikan dan menguatkan sistem dalam keluarga untuk memastikan bahwa orangtua adalah kepala rumah tangga dan anak harus ikut aturan.

Dengan kata lain, terapi struktural mencoba memperbaiki peran tiap anggota keluarga.

Untuk terapi psikologi semacam ini, terapis akan bergabung ke keluarga dan ikut terlibat aktivitas harian untuk mendapat gambaran jelas mengenai kondisi keluarga. Hasil pengamatan lalu diolah sedemikian rupa untuk menemukan satu metode paling tepat.

2.      Strategic therapy

Bentuk terapi ini lebih singkat dan langsung, yang mana terapis memberi PR untuk keluarga.

Pekerjaan ini diharapkan bisa membuat komunikasi lebih intens sehingga tiap anggota keluarga sering interaksi dan melakukan penyesuaian dengan peran dan tugas masing-masing.

Untuk model ini, terapis punya posisi paling tinggi, karena seolah-olah bisa mengatur anggota keluarga untuk melakukan ini itu.

3.      Systemic therapy

Jenis terapi sistemik fokus pada pola komunikasi dan alasan dibalik perilaku anggota keluarga. Ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan ke anggota keluarga untuk saling menyelami lebih dalam tentang isu dan masalah yang muncul sebagai unit keluarga.

Peran terapis di sini sangat netral, bahkan berjarak.

Begitu terapis sudah paham area mana yang butuh perbaikan, terapis akan mencoba mengubah perilaku, hubungan, juga posisi dalam keluarga untuk mencari keseimbangan dalam keluarga lewat langkah yang lebih realistis.

4.      Narrative therapy

Terapi ini membantu individu dalam keluarga untuk membentuk karakter pribadi lewat instrospeksi diri dengan harapan bisa mengatasi masalah yang muncul antar anggota keluarga.

Terapi naratif membuat pasien berani melawan pengaruh buruk dengan penekanan utama ada di keluarga. Bahwa keluarga adalah yang utama, dan tak ada yang lebih penting dari keluarga.

Karena fungsinya yang fleksibel, terapi naratif kerap dipakai untuk individu.

5.      Bowenian therapy

Terapi ini cocok untuk keluarga jika salah satu anggota keluarga tak mau ikut dalam terapi.

Terapi bowenian dibuat dengan dua konsep utama, yaitu triangulation dan differentiation.

Triangulation praktiknya seperti curhat ke pihak ketiga, sedang differentiation merupakan pembelajaran diri untuk mengontrol reaksi emosi dalam hubungan rumah tangga.

6.      Milan therapy

Teknik terapi ini akan fokus pada analisis terkait hal yang dipercaya oleh tiap anggota keluarga.

Hasil analisis lalu dipetakan dalam bentuk semacam ujian yang musti dihadapai semua anggota keluarga, terutama yang berkaitan dengan konflik rasa saling percaya.

Ibaratnya, terapi milan mencoba membongkar pakem salah yang dianut sehingga konflik bisa direda.

Terapi psikologi untuk keluarga tak ubahnya jalan keluar yang praktis, dan tak perlu banyak sesi. Jenis terapi yang diambil harusnya didasarkan pada kebutuhan invidual tiap anggota keluarga.

Tujuannya jelas, yaitu menciptakan harmoni sehingga menjadi satu unit keluarga yang sehat.