Hipnoterapi
Psikolog Anak
Mungkin saja Anda melihat tAnda-tAnda kelainan anak sejak seminggu yang lalu, sebulan yang lalu, atau bahkan setahun yang lalu.
Pemicunya bisa beragam. Dari masalah dengan teman-temannya, pekerjaan sekolah yang membuat stress, selalu cemas tiap waktu, lingkungan keluarga yang tak mendukung, atau sebab lainnya.
Saat Anda mulai sadar dengan apa yang terjadi pada anak, Anda pasti mulai khawatir dengan kondisi psikisnya, dan situasi keluarga Anda mulai sedikit memburuk karena masalah demikian. Jika ini yang terjadi pada anak Anda, tak perlu menunggu waktu lagi untuk segera mengunjungi psikolog anak.
Yang jadi masalah adalah, banyak orangtua yang takut untuk membawa anaknya ke terapis dengan alasan beragam, dan kadang tak masuk akal.
Anda mungkin bertanya, apa yang dilakukan psikologis ke anak? Bagaimana kalau terapis mengklaim kalau anak mengalami gangguan jiwa? Dan, apakah membawa anak ke terapis berarti secara tak langsung mengartikan Anda gagal sebagai orangtua?
Pasti ada banyak pertanyaan lain, tapi Anda tak perlu berpikir sejauh itu.
Sederhana saja, cukup tanyakan ini pada terapis anak saat Anda konsultasi.
Hipnoterapi
Psikolog Anak
#1. Bagaimana cara Anda (terapis) mengatasi masalah ini?
Karena Anda masih di tahap konsultasi dan terapis belum pernah ketemu anak Anda, jadi kemungkinan program terapi yang diterapkan belum bisa dijawab sempurna.
Yang bisa Anda lakukan hanya cerita tentang perubahan yang dialami anak Anda ke terapis. Paling tidak, Anda akan diberi tahu gambaran strategi yang nantinya diterapkan. Misalnya lewat komunikasi intim, berpikir dari perspektif anak, mengolah stress dan frustasi, membangun rasa percaya diri, dan mengatasi penyebab kecemasan.
Tujuannya adalah menolong anak secara praktikal dan memberi dukungan secara emosional.
#2. Apa peran saya dalam terapi ini?
Kebanyakan terapi anak pasti melibatkan orangtua, termasuk dalam sesi pertemuan.
Pada dasarnya, terapis hanya ahli dalam ilmu psikologi, dan orangtua-lah yang kenal luar dalam anaknya. Atas dasar ini, orangtua tetap diminta ikut berperan aktif saat terapi dimulai.
Bahkan, semakin kecil anak Anda, keterlibatan aktif Anda makin diperlukan dalam tiap terapi. Untuk kasus ini, justru orangtua yang berperan sebagai terapis. Sedang psikolog berperan sebagai jembatan komunikasi antara anak dan Anda.
Bukannya tanpa alasan, sebab Anda yang selama ini menghabiskan waktu dengan anak, dan Anda juga yang nantinya akan menerapkan strategi yang diberi terapis.
#3. Bagaimana terapi dimulai?
Mulanya, obrolan hanya dilakukan antara terapis dan Anda sebagai orangtua.
Alasannya, Anda adalah sebagai orang yang paling tahu situasi anak Anda, juga paham akar masalahnya. Lebih dari itu, di obrolan ini Anda bisa mengukur bagaimana kecakapan terapis sehingga bisa mengambil kesimpulan, apakah sesuai dengan yang Anda harapkan atau tidak.
Salah satu parameter penting yang mendukung suksesnya terapi yaitu kerja sama orangtua, terapis, dan anak. Dengan menyatukan tiga elemen tersebut, terapi baru bisa berjalan sesuai dengan apa yang disepakati di awal.
#4. Anak saya mungkin akan menolak, bagaimana cara saya mengatakan?
Cuma ada segelintir anak yang benar-benar mau tatap muka langsung dengan terapis atau psikolog.
Ini masih dianggap normal karena anak tak tahu apa yang bakal didapat, dan anak selalu berpikir sudah berbuat jahat sehingga dibawa ke terapis atau psikolog. Untungnya, terapis dibekali kemampuan bicara yang luar biasa sehingga bisa membuat nyaman anak dan akhirnya mau bicara.
Tapi jika Anda masih mengalami kesulitan, Anda bisa coba cara berikut.
Untuk anak yang masih kecil, Anda bisa mengatakan ‘Dia tipe pria/wanita yang bisa buat kamu senang. Dia juga punya banyak mainan dan game di kantornya’.
Untuk anak kecil yang sudah beranjak tumbuh, ‘Kami barusan ketemu dokter Hanna, dan ayah/ibu pikir kamu akan senang kalau kamu mau menyapanya’.
Sederhana bukan!