Hipnoterapi Herumindset Palm88
Mengatasi Krisis Identitas
Krisis identitas / krisis eksistensial merupakan kondisi dimana seseorang merasa tidak memiliki nilai dalam hidupnya. Perasaan ketidak bermaknaan tersebut muncul baik bagi diri sendiri atau lingkungan. Berbagai pertanyaan tentang “siapa saya?”, “apa tujuan hidup saya kedepan?”, hingga “apa peran dan manfaat yang dapat saya berikan kepada masyarakat” muncul dalam diri penderita. Dampaknya, muncul berbagai permasalahan psikologis serius seperti depresi berkepanjangan, muncul penyimpangan-penyimpangan sosial, hingga dorongan bunuh diri.
Gejala-gejala Krisis Identitas
Krisis eksistensial sebenarnya tidak memiliki gejala-gejala baku penderitanya. Kasus antara satu orang dengan orang lain bisa saja berbeda. Sebagai gambaran, ada beberapa gejala yang bisa dilihat:
• Tidak memiliki gambaran hidup yang jelas kedepanya, hidupnya mengalir, dan tidak memiliki pendirian yang jelas.
• Tidak memiliki semangat hidup / keinginan untuk mengejar suatu hal.
• Sering mencoba untuk meniru orang lain tanpa mengetahui alasan mengapa meniru orang tersebut.
• Merasa tida berguna bagi keluarga dan masyarakat, bahkan diri sendiri.
• Selalu mengumbar kehidupan di sosial media.
Dua Mata Pisau Sosial Media
Diantara berbagai gejala diatas, satu gejala krisis identitas yang menarik untuk dibahas adalah “selalu mengumbar kehidupan di sosial media”. Dimasa sekarang ini, sosial media sudah sangat akrab dengan masyarakat kita. Tidak hanya kalangan remaja, tetapi bahkan orang dewasa juga sangat getol memainkan sosial media. Memang banyak manfaat yang bisa di ambil dari sosial media, namun dibaliknya, ada dampak yang jarang disadari.
Disatu sisi, sosial media menjadi tempat untuk berinteraksi dengan user internet lain dari berbagai belahan dunia. Berbagai informasi baru juga bisa ditemukan di sini secara update dan dengan jangkauan yang luas. Namun bagi mereka-mereka yang sedang mengalami krisis eksistensi, terutama bila gejala yang muncul adalah merasa tidak berharga di dalam lingkungan sosial di dunia nyata, sosial media bisa menjadi pelarian yang justru memperparah permasalahan krisis eksistensial penderitanya.
Di media sosial, seorang bisa menjadi siapa saja tanpa menunjukan identitas dirinya. Ini bisa menjadi jalan bagi seorang yang sedang mengalami permasalahan jati diri, untuk menjadi siapapun yang dia inginkan tanpa diketahui identitas aslinya. Disisi lain, media sosial bisa membuat penggunanya ketagihan hingga semakin melalaikan tentang hubunganya dengan dunia sosial aslinya, atau bahkan menjadi pelarian bagi mereka yang sedang mengalami krisis identitas.
Mengapa sering mengumbar kehidupan sosial di sosial media menjadi ciri seseorang sedang mengalami krisis eksistensi? Alasanya adalah karena mereka yang mengalami krisis eksistensial memiliki rasa percaya diri yang lemah dihadapan orang-orang. Hal tersebut mendorongnya untuk mencari jawaban atas perasaan kurang percaya dirinya, dengan mencari penghargaan dari orang-orang di dunia maya dengan mengumbar segala aktifitas pribadinya mulai dari yang penting hingga yang sangat tidak penting.
Bagaimana Mengatasinya?
Bila anda merasa kurang percaya diri di lingkungan sosial anda, cobalah cari penyebab masalahnya. Biasanya, hal tersebut disebabkan oleh presepsi anda sendiri. Namun bisa saja memang terjadi penolakan sosial terhadap anda. Bila memang begitu, maka cobalah untuk mencari lingkungan lain yang bisa menerima anda. Dalam kondisi ini, memilih-milih teman merupakan pilihan yang tepat untuk memulihkan kepercayaan diri anda.
Terahir, jangan terlalu memusingkan apa yang orang lain katakan tentang kelemahan anda, anda juga memiliki kelebihan yang patut dibanggakan. Bila anda / saudara anda kesulitan untuk mengatasinya, segera konsultasikan kepada ahlinya di https://herumindset.com/contact/ sebelum menjadi permasalahan yang serius. Psikolog / hipnoterapis seperti https://herumindset.com/ bisa membantu anda untuk mengatasi permasalahan krisis identitas yang anda/kerabat anda alami.