Hipnoterapi Kesehatan

Cyberbullying pada Remaja

Dengan semakin banyak orang menggunakan teknologi komunikasi internet, cyberbullying pada remaja semakin marak terjadi. Bahkan seperti yang dilansir laman Detik.com berdasarkan data dari survei yang dilaporkan Kementrian sosial, kasus bullying pada usia 12-17 di Indonesia mencapai angka 84%, dan yang terbanyak adalah jenis cyberbullying. Para remaja pelaku bullying seperti sudah tidak segan lagi untuk memamerkan aksi mereka di ranah publik.

Cyberbullying adalah aksi bullying, baik itu penghinaan atau intimidasi, yang dilakukan dengan menggunakan teknologi internet. Cyberbullying pada remaja semakin banyak terjadi dan bahkan pada tahun 2013 menyebabkan banyaknya kasus bunuh diri karena para korban mengalami berbagai perilaku pelecehan melalui situs Ask.fm.

Remaja dan Media Sosial

Remaja yang secara alamiahnya memiliki karakter senang mengembangkan sosialisasi terutama dengan teman sebaya, menjadi pengguna terbanyak media sosial. Seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya. Mereka gunakan hal itu untuk berbagi tentang hal-hal yang mereka sukai, data diri bahkan curhatan masalah pribadi. Hal itu yang kemudian semakin memudahkan cyberbullying pada remaja terjadi dan kemudian mulai menyebabkan gangguan pada mereka.

Berdasarkan survei oleh Ipsos yang melakukan riset terhadap 24 negara salah satunya Indonesia, banyak kasus cyberbullying terjadi melalui facebook. Karena berdasarkan hasil riset tersebut didapatkan bahwa 60% dari para orangtua melaporkan bullying yang dialami oleh anak mereka terjadi melalui akun facebook. Apalagi jika anak mereka tidak cukup menjaga data pribadinya, hal itu menjadi salah satu senjata empuk untuk digunakan para pelaku bullying.

Dampak Cyberbullying Pada Remaja

Cyberbullying masih sering disepelekan oleh orang-orang karena dianggap hal itu hanya aksi candaan antar para remaja. Padahal hal itu terus memberikan tekanan psikologis bagi para korban. Mereka menjadi terganggu mentalnya, tak sedikit yang mengalami depresi berkepanjangan dan juga ditemukan beberapa kasus mereka benar-benar putus asa dengan bullying yang dialami kemudian memutuskan untuk bunuh diri.

Salah satu kasus yang sempat menghebohkan masyarakat adalah aksi bunuh diri Yoga Cahyadi dengan menabrakkan diri ke kereta api. Ia sudah merasa putus asa karena dibully oleh teman-temannya setelah dianggap gagal mensukseskan acara hiburan Lockstock Fest#2 dengan ia sebagai ketua panitianya. Remaja lain yang tertekan dan kemudian memutuskan mengakhiri hidupnya adalah Amanda Todd pada tahun 2010, karena ia sudah putus asa menghadapi penghinaan teman-temannya di internet.

Penanganan Cyberbullying Pada Remaja

Dari banyaknya kasus remaja yang menjadi depresi karena cyberbullying seharusnya membuat kita tidak lagi menyepelekan hal itu dan menganggapnya sekadar candaan. Terutama para orangtua yang memiliki anak remaja, seharusnya semakin sadar dan memperhatikan perilaku anak mereka. Jika anak mereka tiba-tiba menjadi sering murung, tidak nafsu makan, terlihat tidak bersemangat bahkan untuk melakukan aktivitas yang disukainya, orangtua patut curiga anaknya mengalami depresi akibat cyberbullying pada remaja.

Jika Anda sebagai orangtua bingung bagaimana harus membantu menangani anak Anda, apalagi jika mereka sudah tidak mau sama sekali untuk terbuka tentang masalah itu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan ahlinya. Jangan tunggu sampai Anda menyesal setelah menyadari bahwa cyberbullying itu merenggut masa depan mereka, merusak mental atau bahkan membuat mereka nekat untuk bunuh diri. Tentunya uang Anda tidak lebih berarti dari kebahagiaan dan masa depan anak Anda bukan?

Jangan bingung karena Anda bisa menghubungi https://herumindset.com/ yang sudah berpengalaman untuk menangani masalah kejiwaan, termasuk yang diakibatkan oleh cyberbullying. Hubungi kami di https://herumindset.com/contact/ segera sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap cyberbullying pada remaja.