Hipnoterapi Kesehatan

Krisis Identitas / Krisis Eksistensial dan Penyimpangan Sosial

Waspada Krisis Identitas Penyebab Berbagai Penyimpangan Sosial Pada Remaja – Remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, sangat rawan mengalami krisis identitas / krisis eksistensial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arnett (2004), usia 18-25 tahun merupakan masa-masa transisi dari usia remaja menuju dewasa awal. Pada masa ini, seorang remaja mulai mengenal dan bersiap untuk mengambil peran didalam masyarakat dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri baik secara ekonomi serta segala urusan tentang dirinya.

Dampak Krisis Eksistensial Pada Remaja

Krisis eksistensial termasuk kedalam masalah psikologis yang serius bagi remaja. Sebab, remaja merupakan masa yang sangat penting dalam menentukan arah hidup dari mulai remaja hingga tua nantinya. dr Petrin Redayani Lukman SpKJ (K), MPd. Ked, dari FKUI-RSCM berpandangan bahwa remaja merupakan masa membentuk identitas. Bila dia merasa ada yang kurang dengan dirinya, dia akan mengisinya dari lnigkungan. Dan terkadang, perilaku penyimpangan sosial justru dianggap sesuai baginya.

Gejala Krisis Identitas pada remaja

Krisis eksistensial merupakan penyakit kejiwaan. Karenanya, gejala yang timbul pada remaja yang mengalami krisis eksistensial tidak pakem seperti penyakit batuk, flu, DBD, dsb. Namun, ada indikator perilaku yang bisa menjadi identifikasi seorang remaja sedang mengalami permasalahan kehilangan jati diri ini. Seorang remaja yang mengalami krisis eksistensial memiliki segudang pertanyaan tentang masa depanya yang tidak jelas baik itu karir serta kedudukanya di masyarakat.

Hakikatnya, pertanyaan-pertanyaan tentang “siapa saya” yang muncul pada diri seorang remaja merupakan hal yang wajar. Namun apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak segera ditemukan jawabanya, akan menimbulkan beberapa gejala krisis eksistensial seperti perasaan tidak bermakna, tidak memiliki semangat, cenderung menutup diri, depresi, hingga melakukan berbagai penyimpangan sosial.

Terapi Terhadap Krisis Identitas Remaja

Berikut beberapa langkah yang bisa dijalankan untuk menghindari timbulnya krisis eksistensial pada diri remaja.

  • Memahami bahwa krisis eksistensial merupakan hal yang wajar dialami

Memikirkan akan jadi apa kedepanya, apa manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat, dan segala pertanyaan terhadap diri sendiri tentang “siapa saya” merupakan hal yang wajar dan justru memiliki nilai positif. Itu berarti bahwa seorang manusia memiliki pemikiran tentang masa depanya baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, atau bahkan agama. Karena itu, pahamilah bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang wajar dialami seorang manusia yang berakal.

  • Menyadari bahwa krisis eksistensial merupakan permasalahan jangka panjang

Didepan sudah dipaparkan bahwa menurut Arnett, masa peralihan dari remaja menuju dewasa berada pada rentang usia 18-25 tahun. Itu berarti anda memiliki waktu 7 tahun untuk menjawab berbagai pertanyaan ke-aku-an yang muncul. Bersabarlah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan anda secara perlahan. Namun, bukan berarti anda bisa menunda untuk mulai menjawabnya, karena justru akan menjadi beban yang menumpuk dibelakang dan menimbulkan krisis identitas. Jawablah secara perlahan.

  • Melakukan kegiatan-kegiatan positif dan menyenangkan

Untuk meringankan beban pikiran anda, lakukanlah berbagai kegiatan-kegiatan positif seperti kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, ikut dalam organisasi yang positif, atau mengikuti berbagai kegiatan keagamaan yang positif. Jangan lupa lakukan berbagai hal yang menyenangkan dan carilah passion anda. Dengan ini, anda tanpa sadar akan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan ke-aku-an yang muncul pada diri anda.

  • Konsultasi

Terahir bila anda merasa tertekan dan tidak bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul, konsultasikan kepada ahlinya seperti hipnoterapis dari https://herumindset.com/ yang ahli dalam mengatasi permasalahan psikologis. https://herumindset.com/contact/ akan membantu anda, teman, saudara, atau anak anda untuk mengatasi permasalahan krisis identitas dengan cara yang ilmiah dan efektif.